Gunung Agung Bali Keindahan Dari Atap Pulau Dewata

Berada di lingkar cincin api, Indonesia memiliki potensi wisata vulkanik yang patut diperhitungkan. Gunung merapi di Yogyakarta dan gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat, sudah membuktikannya. Perpaduan antara keunikan, keindahan alam dan budaya di pegunungan menjadi potensi besar untuk kepariwisataan. Salah satu gunung yang memiliki perpaduan itu adalah gunung Agung di provinsi Bali.

Gunung Agung berlokasi di kecamatan Rendang kabupaten Karangasem Bali. Gunung yang akhir-akhir ini menjadi berita utama di media Nasional karena erupsinya. Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di pulau Bali. ketinggiannya mencapai 3.031 Meter di atas permukaan laut. Gunung Agung merupakan gunung berapi tipe stratovolcano, yang memiliki kawah besar dan dalam.

Wisatawan yang mendaki dan berhasil mencapai puncak gunung, bisa melihat beberapa keindahan alam. Dari atas puncak akan terlihat gunung Rinjani dan kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan. Selain itu, pantai Sanur, gunung dan danau Batur juga terlihat jelas dari puncak gunung Agung.

Sejarah mencatat, gunung Agung sudah enam kali meletus sejak tahun 1808. Terakhir, gunung Agung meletus pada 2 Juli 2018. Gunung Agung meletus dahsyat di tahun 1963. Diawali dentuman keras dan keluarnya asap secara vertical ke atas, masyarakat dibuat kaget. Materialnya menutupi sinar matahari dan membuat lapisan udara di stratosper turun hingga 6 derajat Celsius.

Sunrise

Mendaki Gunung Agung

Dengan ketinggian mencapai 3.031 DMPL dan keindaan yang memikat, gunung Agung layak dijadikan target pendakian. Pesona alam dan jalur yang cukup menantang, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ada tiga jalur pendakian yang bisa digunakan oleh wisatawan. Salah satunya wajib menggunakan jasa pemandu.

Wisatawan yang berhasil mendaki ke puncak bisa dikatakan orang-orang yang beruntung. Karena kepercayaan dan adat penduduk Bali masih sangat kental, tidak sembarangan orang bisa mendaki. Penduduk Bali percaya bahwa gunung Agung merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Bahkan sumber air di gunung agun tidak bisa diambil, kecuali untuk kepentingan ibadah.

Jalur Pendakian Budakeling

Jalur pendakian dari daerah Nangka. Jalur ini berada di bagian tenggara gunung Agung. Tidak banyak cerita dari jalur pendakian ini. Sepertinya tidak banyak wisatawan yang menggunakan jalur ini untuk mendaki.

Pemandangan dari Puncak. wikicommons/Skyseeker

Jalur Pendakian Pura Pasar Agung

Jalur pendakian dari kecamatan Selat. Jalur ini berada di selatan dan memiliki basecamp yaitu, pura Pasar Agung. Namun jalur pendakian ini tidak akan membawa wisatawan menuju puncak. Jalur ini hanya akan membawa anda hingga bibir kawah. Keistimewaannya, jalur pendakian ini tidak perlu memakai pemandu.

Jangan membayangkan bahwa tempat ini adalah pasar. Namanya saja Pasar Agung, padahal ini adalah pura. Pura di sini cukup sepi sehingga akses angkutan pun lumayan agak susah. Pendaki bisa mendapatkan simaksi di sini dengan harga Rp. 25.000 untuk wisatawan local. Sedangkan untuk wisatawan manca negara Rp. 100.000.

Jalur pendakian Pura Besakih

Jalur pendakian dari pura Besakih. Jalur ini merupakan jalur yang biasa dipakai oleh para pendaki. Namun, karena terjalnya jalur dan hilangnya pendaki, jalur ini wajib memakai pemandu. Untuk jasa pemandu di Jalur pendakian dari pura Besakih, wisatawan harus membayar. Tarifnya sendiri dimulai dari Rp450.000.

Wisatawan bisa Nego harga sampai jadi, dan pemandu akan mengurus perijinan sebelum wisatawan mendaki. Biaya untuk menyewa pemandu biasanya sudah termasuk sarapan, senter dan trekking pole. Tipikal jalur pendakian di gunung Agung adalah jalur tek tok alias tanpa menginap.

Desa di kaki Gunung. Img: wikicommons/Starco

Wisatawan yang mendaki ke puncak akan langsung turun setelah beristirahat secukupnya. Terdapat tiga pos sepanjang jalur pendakian. Jarak dari pos ke pos lainnya berjarak sekitar satu setengah jam hingga dua jam. Jalur pendakian ini terdiri dari jalanan beraspal mulai dari pura Besakih sampai beberapa meter saja.

selanjutnya berubah menjadi tanah padat yang mulai menanjak dan akan terus menanjak bahkan dibantu tali. Jalur pendakian tidak terus mulus, jalan berbatu akan sering ditemui. Hingga pada akhir pendakian, kurang lebih dua jam wisatawan sudah bisa sampai di puncak.

Para pengunjung bisa memilih waktu pendakian, malam hari atau siang hari. Pendakian di malam hari memang menjadi pilihan yang menantang. Namun, keindahan alam dan langit akan terlihat lebih indah dan udara tidak panas.

Keuntungan lainnya wisatawan bisa mencapai puncak tepat saat matahari terbit. Sudah jelas matahari terbit di puncak gunung tertinggi di pulau Bali menjadi buruan bagi setiap wisatawan.

Baca: Puri Agung Peliatan: Tiket, Atraksi & Pagelaran Tari

Mencapai Puncak. Img: wikicommons/Jesse Wagstaff

Objek Wisata Sekitar Gunung Agung

Selain mendaki, wisatawan juga bisa menikmati beberapa objek wisata yang berada di sekitar gunung Agung. Keindahan bawah laut desa Tulamben bisa menjadi destinasi selanjutnya. kekayaan budaya penduduk Bali Aga dengan perang pandannya bisa jadi hiburan mengasyikkan. Keagungan pura Bekasih juga bisa anda ekplorasi sebelum memulai pendakian.

Hal menarik lainnya adalah menyesap wine salak di Desa Sibetan dan berkunjung ke taman ujung. Taman ujung merupakan tempat istirahat para raja. Di dalamnya terdapat istana perpaduan Bali dan Eropa. Di tempat ini banyak titik foto yang bisa dijadikan latar untuk pra wedding atau lainnya.

Fasilitas Di Gunung Agung

Bagi wisatawan yang berkunjung ke area wisata Gunung Agung, tidak perlu khawatir tentang fasilitas yang ada. Fasilitas dasar sudah ada, mulai dari Hotel, Atm, Jalur pendakian, pemandu dan peralatan menyelam sudah tersedia.

Para wisatawan tinggal menyiapkan diri untuk mendaki dan menikmati keindahan bawah laut di gunung Agung. Walaupun sempat diberitakan, bahwa fasilitas umum di Karangasem minim, semoga tidak mengurangi animo wisatawan untuk berkunjung.

Transportasi Ke Gunung Agung

Transportasi kendaraan umum di Bali terbilang baik bagi wisatawan. Bagi wisatawan yang hendak ke kabupaten karangasem, bisa menggunakan Trans Sabagita ke Batubulan. Kemudian menggunakan minibus ke Karangasem dari Batubulan.

Wisatawan yang memulai dari pelabuhan Gilimanuk, bisa menggunakan moda transportasi umum ke terminal Mengwi. Kemudian dilanjutkan dengan rute dan transportasi yang sama dari Denpasar.

Hal yang Perlu Diperhatikan

Ada beberpa hal yang harus diperhatikan dalam berwisata ke gunung Agung, di antaranya.

  • Ikuti perkembangan berita Gunung Agung. Karena gunung Agung mengalami erupsi terakhir di bulan Juli 2018.
  • Cari tahu tentang jadwal upacara keagamaan di pura Besakih. Karena jika ada upacara otomatis pendakian ke Gunung Agung harus ditunda.
  • Ikuti aturan dan hormati adat setempat, seperti membawa bekal makanan dari olahan daging sapi. Hewan ini disakralkan bagi penganut agama Hindu.
  • Pakai pemandu lokal untuk mengambil air di sumber mata air suci. Karena sepanjang pendakian sumber mata air hanya boleh dipakai untuk beribadah.

Wisata mendaki gunung Agung memang merupakan tantangan tersendiri. Terutama bagi wisatawan yang menyukai tantangan. Jangan lupa untuk tetap menghargai alam dan Gunung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *