Museum Batik merupakan galeri batik yang berkonsentrasi dengan mengembangkan koleksi batik dari seluruh nusantara. Namun tidak hanya itu, museum ini juga mengembangkan klinik perawatan dan konservasi batik. Kini, museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri atas kain batik tulis dan batik. Kemudian, sejumlah peralatan membatik kuno maupun modern juga dipamerkan di museum ini.
Museum yang diprakarsai oleh seorang pelestari batik Hadi Nugroho, beserta sang istri Dewi Sukaningsih. Museum ini sebenarnya mulai dirintis sejak tahun 1960. Berawal dari kegelisahan gempuran teknik printing dalam industri tekstil yang ikut berimbas pada perubahan batik. Teknik printing tersebut banyak memangkas kaidah dalam seni membatik yang sudah ada sejak dahulu.
Mulanya, museum ini dikelola secara mandiri oleh pasangan suami istri beserta sahabat-sahabat mere ka. Hingga di tahun 1979, museum ini diresmikan dan diakuisisi oleh Pemerintah Yogyakarta. Di tahun 2001, batik ditetapkan sebagai warisan kultural dunia dari UNESCO. Museum ini dibangun dengan tujuan melestarikan teknik serta pengetahuan tentang batik di Indonesia.
Koleksi Museum Batik
Koleksi yang dipamerkan di Museum Batik Yogyakarta terbagi menjadi tiga kelompok. Yakni koleksi batik pedalaman, koleksi batik pesisiran daerah, dan koleksi peralatan batik kuno.
Saat mulai memasuki ruangan pameran, pengunjung akan disuguhi dengan penjelasan mengenai sejarah perbatikan. Sejarah mengenai terbangunnya Museum Batik Yogyakarta juga dijelaskan disini. Dilanjut dengan penjelasan mengenai peralatan dan bahan-bahan untuk membatik. Tidak lupa juga sekilas tentang teknik dan tahapan-tahapan dalam membatik.
Baca: Museum Sonobudoyo Wisata Sejarah Jawa Terlengkap
Batik Jawa
Masuk ke ruangan selanjutnya, pengunjung dapat mengenal bermacam-macam batik dari Pulau Jawa beserta nama motifnya. Koleksi batik di museum ini cukup lengkap. Dimulai dari batik Yogyakarta, Solo, Indramayu, Pekalongan, dan masih banyak lagi. Koleksi batik disini ditampilkan dalam bentuk kain panjang ataupun sarung.
Motif-motif batik tersebut mempunyai keunikan tersendiri mulai dari warna, corak, serta filosofi yang terkandung didalamnya. Perkiraan terdapat 500 jenis batik tulis, dan 550 jenis batik cap. Beberapa diantaranya bahkan telah berusia ratusan tahun. Yang paling fenomenal, di museum ini terdapat kain batik yang diperkirakan berusia 1700 tahun.
Tidak hanya berkonsetrasi dalam koleksi batik, Museum Batik Yogyakarta juga melakukan konservasi untuk merekam jejak langkan proses pembatikan beserta ragam motifnya. Selain itu juga ada klinik perawatan untuk menjaga koleksi batik yang dimiliki museum ini.
Koleksi Batik Kuno
Batik lainnya yang cukup menarik perhatian adalah batik kuno yang dibuat oleh orang asing. Yakni batik hasil karya Eliza Van Zuylen, seorang wanita keturunan Belanda yang menjadi pengrajin batik. Beliau mengenal batik saat tinggal di Pekalongan bersama suaminya yang bertugas disana. Motif yang dikembangkan Eliza Van Zuylen adalah motif buketan bunga. Karya Eliza banyak dikenal dengan sebutan Van Zuylen Bouquet.
Selain karya Eliza, pengunjung juga akan menemukan batik karya Oey Soe Tjoen asal Cina. Serupa dengan Eliza, Oey Soe Tjoen juga mulai mengenal batik di Pekalongan. Karya batik Oey Soe Tjoen menjadi menarik lantaran motifnya yang memadukan budaya China dan Belanda.
Baca: Wisata Museum Bentang Vredenburg
Motif yang dibuat adalah seperti buketan bunga, burung, dan kupu-kupu dengan perpaduan warna cerah. Batik Oey Soe Tjoen menjadi masterpiece dalam dunia batik karena dikenal sangat detail dan memiliki sisi historis yang tak ternilai. Koleksi peralatan membatik kuno yang dipamerkan adalah berupa canting, malam, dan beberapa bahan pewarnaan.
Jumlah canting kuno yang ada di museum ini sekitar 120 buah. Perlengkapan lainnya seperti wajan dan pewarna alam yang dipamerkan juga lebih dari 30 buah. Disini juga dipajang beberapa contoh bahan pewarna alami seperti pacar air.
Koleksi Peralatan Membatik
Tidak hanya peralatan membatik kuno, ada juga koleksi peralatan untuk membuat batik cap. Terdapat ratusan alat cap batik dengan ratusan motif batik. Koleksi alat cap ini terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan permukaan yang berupa motif batik. Beberapa alat press kain serta manuskrip motif batik terlihat bertumpuk di sudut ruangan.
Koleksi Sulaman Tangan
Selain koleksi batik, museum ini juga memiliki koleksi karya hasil sulaman tangan. Di museum ini, pengunjung dapat melihat karya sulaman terbesar membentuk kain berukuran 90 x 400 cm2. Karya ini juga pernah dinobatkan sebagai rekor MURI atas karya sulaman terbesar.
Lembaga yang sama juga memberikan penghargaan pada museum ini sebagai pemrakarsa berdirinya museum sulaman pertama di Indonesia.
Baca: Keraton Yogyakarta Info Wisata & Daya Tarik
Pelatihan Membatik
Di bagian utara dari ruang pameran terdapat sebuah ruangan yang dikhususkan untuk belajar membatik. Dengan membayar biaya sebesar Rp40.000 pengunjung dapat secara langsung belajar membuat batik dalam durasi 1 jam. Ada pula paket pembelajaran batik motif kuno selama tiga hari.
Pengunjung akan diajarkan membatik dengan canting atau teknik batik tulis di secarik kain seukuran sapu tangan. Dimulai dengan membuat pola di kain, hingga kemudian menorehkan malam dengan canting di atas pola tersebut. Hasilnya nanti bisa dibawa pulang untuk dipajang atau sebagai kenang-kenangan.
Jam Buka Museum Batik
Museum ini buka pada hari Senin – Sabtu pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Jam Buka Museum Batik | |
Senin – Sabti | 09.00 – 15.00 WIB |
Harga Tiket Museum Batik
Tiket masuk museum Batik terbilang murah. Pengunjung hanya dikenakan biaya tiket masuk seharga Rp20.000. Selain itu museum batik juga mengadakan beberapa aktivitas membatik yang bisa diikuti.
Harga Tiket Museum Batik | |
Tiket Masuk | Rp20.000 |
Pelatihan Batik/Jam | Rp40.000 |
Paket Pelatihan Membatik | Rp85.000 – Rp95.000 |
Fasilitas
Fasilitas penunjang yang tersedia di tempat ini berupa areal parkir dan toilet umum. Bagi pengunjung yang ingin berbelanja, museum ini juga menyediakan toko souvenir. Barang-barang yang dijual mulai dari kain batik hingga barang dekorasi rumah yang juga bertema batik.
Pihak pengelola museum juga menyediakan jasa pemandu untuk mempermudah pengunjung mengenali seluruh koleksi museum. Pengunjung tidak perlu membayar biaya lagi untuk menggunakan jasa pemandu karena sudah termasuk ke dalam tiket masuk.
Jika ingin bermalam, dekat dari museum ini terdapat beberapa penginapan. Salah satunya adalah Hotel Museum Batik Yogyakarta. Hotel ini kental dengan nuansa budaya tradisional terlebih kerajinan batik. Selain terletak berdekatan dengan Museum Batik, Hotel ini juga tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Hanya 5 menit untuk menuju ke Malioboro.
Transportasi Umum Ke Museum Batik
Tidak sulit untuk mengunjungi Museum Batik Yogyakarta menggunakan angkutan umum. Dari bandara wisatawan perlu menaiki Trans Jogja 3B dan turun di tempat pemberhentian Gedong Kuning. Kemudian, berganti dengan Trans Jogja 2A untuk menuju halte Dr. Sutomo Kota. Dari jalan ini, wisatawan tinggal berjalan kaki atau menaiki becak untuk menuju museum.
Baca: Wisata Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
Jika dari Stasiun Tugu, ataupun Stasiun Lempuyangan, wisawatan dapat langsung berjalan kaki atau menyewa becak untuk menuju museum. Dari Stasiun Tugu menuju museum dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 2 km. Sementara dari Stasiun Lempuyangan, hanya perlu berjalan kaki sejauh 800 m.
Tips untuk Wisatawan
Pengunjung harus mematuhi peraturan-peraturan yang ada saat mengunjungi museum ini. Pengunjung perlu berhati-hati saat ingin mengambil foto karena tidak semua bagian ruang pameran diperkenankan untuk mengambil foto. Kemudian juga tidak diperkenankan untuk makan dan minum di dalam museum.
Pengunjung harus senantiasa berhati-hati dan menjaga kebersihan di dalam areal ruang pameran. Bagi pengunjung yang menggunakan jasa pemandu, alangkah baiknya untuk memberikan tips lebih jika puas dengan layanan pemandu tersebut.
Lokasi Museum Batik
Museum Batik Yogyakarta terletak di Jalan Dr. Sutomo No. 13 Yogyakarta. Berlokasi di pusat kota kawasan turis Yogyakarta.