Goa Pindul Yogyakarta Cave Tubing Di 3 Zona

Pindul Cave atau dalam Bahasa Indonesia Goa Pindul merupakan salah satu gua yang unik. Karena di dalam gua sepanjang 350 m ini terdapat aliran sungai. Arus air sungainya relatif tenang, dengan kedalaman bervariasi mulai dari 1 m hingga yang terdalam 12 m.

Tinggi dari permukaan air ke langit-langit gua diperkirakan sekitar 5 m. Gua ini sudah dibuka menjadi obyek wisata sejak tahun 2010. Pada mulanya gua ini hanya gua biasa tempat aktivitas warga mandi dan mencuci.

Ide bermula dari mahasiswa yang tengah menjalankan KKN dengan meneliti kedalaman dan bebatuan dalam gua. Para mahasiswa tersebut terkesima dengan keindahan di dalam gua ini. Melalui proses yang panjang dan kerja sama dengan pemerintah, gua ini layak menjadi obyek wisata.

Legenda Nama Goa Pindul

Kata Pindul berasal dari dua kata yaitu, pipi dan kebendul. Berasal dari dua Abdi, yakni Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Panembahan yang diperintahkan membunuh seorang bayi. Perintah tersebut datang dari seorang senapati Kerajaan Mataram.

Akan tetapi, kedua Abdi itu sepakat untuk tidak membunuh sang bayi dan justru membawa kabur bayi tersebut hingga ke puncak bukit. Setelah sampai di puncak bukit, tanah yang dipijak Ki Juru Mertani tersebut membentuk lubang dengan aliran air. Kedua Abdi itu bergegas memandikan bayi di dalam gua tersebut.

Saat tengah dimandikan, pipi sang bayi terbentur dinding gua. Terbentur dalam Bahasa Jawa adalah kebendul, sehingga jadilah pipi kebendul, disingkat menjadi pindul.

sungai dalam gua
Sungai dalam Gua yang menjadi lintasan cave tubing. img: tripadvisor

Cave Tubing

Saat datang di tempat wisata ini, pengunjung tidak dapat langsung melihat Goa Pindul. Pengunjung perlu berjalan kaki dahulu dari tempat datang hingga titik awal gua.

Sebelum memulai cave tubing, pengunjung akan mendapat pengarahan tentang aturan dan larangan selama menyusuri gua. Penelusuran gua akan memakan waktu kurang lebih 45 menit.

Baca: Gua Jomblang Caving di Hutan Purba

Cave Tubing merupakan salah satu atraksi utama di Goa Pindul. Serupa dengan rafting, cave tubing merupakan kegiatan menyusuri sungai dengan menggunakan sebuah ban pelampung. Lebih spesifiknya sungai yang berada di dalam gua.

Perbedannya, rafting dilakukan di aliran sungai yang deras, sementara cave tubing di aliran sungai yang tenang. Peralatan yang digunakan saat melakukan cave tubing ialah ban dan jaket pelampung. Jaket pelampung yang disediakan juga bukan sembarangan yakni jaket pelampung dengan standar tim SAR.

Pihak pengelola menyediakan tiga jenis ukuran jaket pelampung yang berbeda dan dapat dipilih sesuai ukuran tubuh, yaitu kecil (untuk anak-anak), medium, dan besar.

Tiket Goa Pindul

gua ini berada di kawasan wisata yang diatur oleh pemerintah setempat. Sehingga saat memasuki kawasan ini, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp10.000 per orang.

Harga Tiket Goa Pindul
Tiket Rp10.000
Cave Tubing Rp40.000

Kemudian, saat memasuki Goa Pindul, pengunjung akan dikenakan tiket masuk obyek wisata sebesar Rp40.000. Harga ini sudah termasuk dengan biaya sewa peralatan cave tubing, transportasi, pemandu lokal, dan asuransi.

cave tubing Goa Pindul
wisatawan yang sedang melakukan cave tubing di dalam Gua. img: tripadvisor

Jam Buka Gua

Guo Pindul sudah bisa dikunjungi mulai pagi hari. Jam buka Goa Pindul mulai pukul 07.00 WIB. Meskipun waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini mulai pukul 10.00 pagi.

Jam Buka Goa Pindul
Setiap Hari 07.00 – 17.00 WIB

3 Zona Goa Pindul

Gua ini terbagi menjadi tiga zona sesuai dengan jenis banyaknya cahaya matahari yang dapat masuk. Yaitu zona terang, zona remang, dan zona gelap.

1. Zona Terang

Zona terang merupakan pintu masuk gua, dimana cahaya matahari masih dapat masuk ke dalam zona ini. Disini, pengunjung masih dapat melihat keindahan batu alam tanpa menggunakan alat penerangan. Ada pula segerombolan kelelawar yang bergelantungan di pintu masuk gua.

Baca: Wisata Gunung Merapi dan 7 Aktivitas Menarik

2. Zona Remang

Memasuki zona kedua, zona remang, cahaya matahari sudah mulai samar-samar. Untuk melihat dinding gua di zona ini, pengunjung mulai harus menggunakan lampu senter. Zona ini biasa digunakan untuk ternak burung walet.

Selain itu, terdapat batu stalagmit perkasa dan batu stalaktit mutiara. Ada beberapa batu stalagmit yang diperkirakan masih mengalami pertumbuhan sehingga pengunjung disarankan untuk tidak menyentuhnya.

3. Zona Gelap

Di zona yang ketiga, zona gelap, pengunjung akan dibawa memasuki lorong gelap tanpa adanya cahaya. Saat menyusuri zona ini, pengunjung akan menyusuri zona paling sempit yang disebut dengan “Soko Guru”. Soko guru berasal dari dua kata dalam Bahasa jawa kuno yaitu Soko, dan Guru.

Soko yang berarti tiang penyangga, dan Guru yang berarti buki. Artinya soko guru ini merupakan tiang penyangga kedua bukit di atas Goa Pindul. Di wilayah Soko Guru terdapat batu stalaktit dengan ukuran lima rentangan tangan orang dewasa dengan panjang sekitar 7 meter.

Stalaktit ini merupakan yang terbesar di Goa Pindul. Beberapa stalaktit yang terkenal lainnya adalah stalaktit jantan, stalaktit puting, stalaktit gong, dan stalaktit tirai. Mengarah ke pintu keluar, pengunjung akan kembali disuguhi oleh lorong yang dipenuhi dengan kelelawar.

Zona ini diklaim sebagai habitat hidup kelelawar kerdil. Hampir di ujung pintu keluar, ada sebuah tempat yang diklaim sebagai “The Hidden Paradise of Jogja”. Tempat yang dimaksud yakni mulut gua yang terdapat di langit-langit Goa Pindul. Dari mulut gua ini, cahaya matahari masuk bagaikan lampu sorot.

Stalaktit
Stalaktit yang terdapat pada sisi atas dinding Gua. img: tripadvisor

The Hidden Paradise of Jogja Goa Pindul

The Hidden Paradise of Jogja biasa juga disebut terdapat gua vertikal. Di gua vertikal ini pengunjung dipersilakan berenang dan berfoto-foto di sana. Jika tidak ingin berenang, pengunjung boleh tetap duduk diatas ban.

Sebagai peringatan, pengunjung dilarang keras untuk melepas jaket pelampung meskipun pandai berenang. Hal tersebut ditujukan demi keselamatan karena kedalaman dan kondisi aliran sungai gua yang tidak menentu.

Baca: Gua Cerme Tiket, Aktivitas & Atraksi

Dengan menyusuri sungai sejauh 50-meter dari gua vertikal, pengunjung akan menemukan pintu keluar. Pintu keluar di Goa Pindul memiliki nama tersendiri yakni Banyu Moto yang berarti Mata Air.

Dari pintu keluar ini, pengunjung tidak lagi perlu berjalan kaki ke tempat kedatangan. Mobil penjemput yang biasa disebut Pajero Pindul siap mengantarkan pengunjung kembali ke tempat kedatangan.

Fasilitas Di Goa Pindul

Di tempat kedatangan, pengunjung akan menemukan sejumlah pendopo yang luas, ruang transit, hingga panggung hiburan. Untuk kamar mandinya sendiri tersedia lebih dari 30 kamar mandi sehingga pengunjung tidak perlu khawatir mengantre.

Karena kawasan ini disiapkan untuk menampung 2000 wisatawan, perlengkapan cave tubing disiapkan sekitar 1000 setel. Karena itu pula lahan parkirnya pun dapat menampung kira-kira 20-unit bis, dan puluhan unit mobil.

Selain itu, terdapat juga ruang penitipan barang dan mushola yang cukup besar, kira-kira berkapasitas 50 orang. Untuk cemilan dan minuman, di tempat ini tersedia gerobag wedang pindul.

Biaya untuk mencicipi wedang pindul ini sudah termasuk ke dalam tiket masuk sehingga pengunjung dapat langsung menikmatinya. Di belakang obyek wisata Goa Pindul, terdapat Griya Dahar bagi pengunjung yang ingin makan berat prasmanan.

Transportasi Angkutan Umum

Tidak sulit untuk mengunjungi obyek wisata Goa Pindul dengan menggunakan angkutan umum. Jika wisatawan datang ke Yogya menggunakan pesawat, dari Bandara Adi Sucipto wisatawan perlu menaiki Trans Jogja 3B menuju Terminal Giwangan.

Dari terminal ini, wisatawan hanya perlu menaiki bus ke arah Wonosari untuk turun di perempatan Grogol. Dari sini, pengunjung perlu menyewa ojek dikarenakan tidak ada kendaraan umum lagi. Sementara untuk berjalan kaki, jarak yang ditempuh terpaut jauh, yakni sekitar 5 km.

Jika menggunakan kereta api, untuk menaiki bus ke Wonosari tetap harus dari Terminal Giwangan. Dari Stasiun Tugu, wisawatan perlu berjalan kaki menuju halte Trans Jogja di dekat Malioboro. Kemudian menaiki Trans Jogja 3A untuk sampai di Terminal Giwangan.

Baca: Candi Ratu Boko Sunset Terbaik di Yogyakarta

Jika wisatawan dari Stasiun Lempuyangan, wisatawan tinggal menaiki Trans Jogja 4B untuk sampai di Terminal Giwangan. Selebihnya tinggal menaiki bus menuju Wonosari dan turun di perempatan Grogol untuk kemudian menuju Goa Pindul.

Tips untuk Wisatawan

Karena obyek wisata ini berupa sungai, pengunjung sebaiknya mengenakan pakaian yang sesuai dan tidak berlebihan. Pengunjung tidak boleh lupa untuk membawa pakaian ganti.

Demi kenyamanan saat tengah mengambil gambar sebaiknya pengunjung juga menggunakan kamera atau ponsel yang tahan air. Alternatif lain pengunjung juga dapat membawa plastik pelindung khusus untuk ponsel.

Jika memungkinkan, pengunjung sebaiknya berkunjung ke Goa Pindul ini pada tengah hari, sekitar pukul 10.00-12.00 WIB. Hal tersebut dikarenakan di siang hari pengunjung akan mendapatkan latar terbaik saat hendak mengambil gambar di gua vertikal. Di jam-jam ini, cahaya matahari akan masuk dengan sempurna menyoroti dari lubang di langit-langit gua.

Alamat & Lokasi

Lokasi Goa Pindul terletak di Dusun Gelaran 2, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

One comment

  1. Apakah disediakan sepatu karet atau harus bawa sendiri? Untuk ketersediaan tempat haruskah konfirmasi terlebih dulu atau bisa on the spot?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *